Sunday, March 20, 2022

Wanita Bangsa Celtic Terkubur Selama 2.200 Tahun dalam Peti Pohon


Sekitar 2.200 tahun yang lalu, di tempat yang sekarang menjadi Zürich, Swiss, sekelompok Iron Age Celts menjadikan sebuah pohon sebagai tempat peristirahatan seorang wanita. Dirinya mengenakan gaun wol domba yang halus, mantel kulit domba, juga selendang. Wanita tersebut memiliki postur tubuh yang tinggi.

Seperti yang dilaporkan City Office for Urban Development baru-baru ini, wanita tersebut berusia sekitar 40 tahun ketika dia meninggal. Dirinya mengenakan banyak aksesoris, termasuk kalung yang terbuat dari kaca dan amber, yang berwarna biru dan kuning. Dia juga mengenakan gelang perunggu dan rantai perunggu, yang dihiasi dengan liontin.

Berdasarkan analisis jenazahnya, para arkeolog berteori bahwa dia melakukan sedikit kerja fisik selama hidupnya. Dia pun menikmati diet makanan mengandung tepung dan makanan manis.

“Anehnya,” tulis Laura Geggel di Live Science, “Wanita tersebut dimakamkan di batang pohon yang dilubangi. Pohon tersebut masih memiliki kulit di bagian luarnya. Kenapa tidak menggunakan peti mati?”

Atas pernyataan yang langsung diterbitkan setelah temuan tersebut, para pekerja melakukan proyek konstruksi pada kuburan tersebut, di kompleks sekolah Kern di distrik Aussersihl, Zürich. Meskipun situs ini dianggap penting secara arkeologis, sebagian besar penemuan sebelumnya berasal dari abad ke-6 Masehi.

Terdapat kuburan seorang pria Celtic yang ditemukan di kampus, pada tahun 1903. Kuburan ini berjarak 260 kaki dari kuburan wanita sebelumnya. Sama seperti kuburan wanita tersebut, pria pada kuburan ini menunjukkan tanda-tanda kedudukan sosial yang tinggi. Dia mengenakan pakaian prajurit lengkap,  memegang pedang, perisai, dan tombak.

Mengingat fakta bahwa keduanya dimakamkan sekitar 200 SM, Office for Urban Development mengatakan bahwa sangat mungkin keduanya saling mengenal. Para peneliti meluncurkan penilaian komprehensif  pada 2017, tentang kuburan tersebut, segera setelah penemuan.

Selama dua tahun terakhir, para arkeolog telah mendokumentasikan, menyelamatkan, melestarikan dan mengevaluasi berbagai barang yang ditemukan di makam. Mereka juga melakukan pemeriksaan fisik terhadap jenazah wanita tersebut, dan melakukan analisis isotop pada tulang-tulangnya.

Penilitian yang dilakukan, menghasilakan gambaran yang akurat tentang wanita tersebut beserta daerahnya. Analisis isotop mengungkapkan bahwa wanita tersebut dibesarkan di lembah Limmat Zürich. Kemungkinan dia dimakamkan di wilayah yang sama dengan tempat tinggalnya.

Para arkeolog sebelumnya, telah menggali bukti tentang pemukiman Bangsa Celtic di wilayah yang sama, yang berasal dari abad ke-1 SM. Para peneliti yang telah melakukan analisis percaya bahwa, pria dan wanita tersebut sebenarnya merupakan warga dari pemukiman kecil, yang terpisah. Belum ditemukan pula lokasi pemukiman kecil tersebut.


Saat ini, Celtic sering dikaitkan dengan Kepulauan Inggris. Pada kenyataannya, mereka lebih luas dari yang dikira. Dalam laporan Adam H. Graham untuk majalah Afar, Klan Celtic membentang di sebagian besar Eropa, menuju ke Austria, Swiss dan daerah lain di utara perbatasan Kekaisaran Romawi.

Bangsa Celtic bukanlah satu kesatuan kerajaan atau kekaisaran, melainkan kumpulan suku dengan bahasa yang berbeda. Bangsa Celtic akhirnya dikalahkan oleh Romawi, dipimpin oleh Julius Caesar, dalam perang Galia yang berlangsung selama 8 tahun.