Thursday, January 6, 2022

Cumi Raksasa Tertangkap di Jepang Pada Januari 2014


Shigernori Goto tak pernah menyangka, ia akan mendapat tangkapan besar. Nelayan Jepang itu kaget bukan main saat mengangkat jaring yang dipasang di kedalaman 69 meter, di lepas pantai Pulau Sadogashmia di Prefektur Niigata.

Seekor cumi-cumi raksasa terperangkap di jaringnya. Panjang makhluk itu mencapai 5,7 meter, beratnya mencapai 150 kilogram.

“Ini kali pertamanya aku melihat cumi sebesar ini,” kata dia seperti dikutip dari Epoch Times, Senin (13/1/2014) lalu. Hewan cephalopoda besar itu awalnya masih hidup. Namun saat diangkat ke darat, ia mati. Para peneliti di institut riset Niigata mengatakan, jarang ada cumi yang dapat hidup bisa dibawa ke daratan.

Sejak dulu makhluk raksasa ini pernah dianggap mitos, sebelum akhirnya mulai terlihat pada tahun 2006. Mereka ada di antara invertebrata terbesar di dunia.

cumi raksasa jepang 11

Cumi raksasa tertangkap jaring oleh nelayan di Jepang (FNN-News)

Namun secara anatomi, cumi raksasa yang disebut juga “humboldt squid” itu tak beda dengan cumi biasa. Hanya saja jauh lebih besar.

Matanya sebesar apa? Matanya sebesar piring makan!

Stasiun televisi Jepang FNN-News mengabarkan, meski berdaging banyak, cumi itu tak layak dikonsumsi.

Cumi-cumi Itu adalah cumi terbesar kedelapan yang ditemukan selama beberapa tahun terakhir.

Cumi terbesar yang pernah ditemukan tercatat memiliki panjang 43 kaki atau 13 meter dengan bobot hampir 1 ton. Bahkan beredar rumor, pernah muncul cumi sepanjang 66 kaki atau 20 meter!.

“Mungkin orang mengira, makin besar hewan, makin gampang ia kelihatan. Namun lautan itu luas dan dalam, cumi raksasa hidup di kedalaman lautan. Mereka sulit dipahami dan jarang dijumpai. Sebagian besar dari apa yang kita ketahui berasal dari bangkai mati yang mengapung ke permukaan dan ditemukan oleh nelayan,” demikian menurut Smithsonian National Museum of Natural History.

Terungkap, Cumi-cumi Raksasa di Dunia Cuma Satu Jenis

Sejak pertama kali dideskripsikan ke publik oleh biolog Denmark, Japetus Steenstrup, tahun 1857, misteri tentang moluska ini belum banyak terungkap.

Tepat pada peringatan 200 tahun Japetus Steentrup yang jatuh tahun 2013 lalu, sekelompok peneliti internasional berhasil mengungkap satu rahasia spesies tersebut.

Analisis genetik pada 43 sampel dari perut paus sperma dan hasil tangkapan secara tak sengaja mengungkap bahwa cumi-cumi raksasa di dunia ternyata satu spesies. Cumi-cumi ini minim variasi genetik dan tak ada struktur populasi.

Temuan tersebut menarik mengingat lokasi sebaran cumi-cumi raksasa sangat luas dan secara morfologi beragam.

Lokasi penemuan sampel cumi-cumi raksasa ini tersebar hampir di seluruh belahan dunia, kecuali di perairan Artik dan Antartika. Awalnya, berdasarkan morfologinya, peneliti menduga cumi-cumi yang mampu mencapai panjang 18 meter ini terdiri atas 8 spesies yang berbeda.

“Secara umum, cumi-cumi raksasa kurus dan memanjang. Fauna ini kurus dan memanjang dengan tangan kurus dan memanjang juga,” ujar M Thomas P Gilbert dari Natural History Museum di Denmark.

cumi raksasa jepang 02

Cumi raksasa yang tertangkap di Jepang sedang diteliti (FNN-News)

“Akan tetapi, cumi-cumi yang ditemukan di pesisir pantai Jepang bentuknya lebih pendek dan gemuk. Tangan-tangan mereka pun lebih gemuk dan lebih pendek,” katanya seperti dikutip BBC pada 2013 lalu.

Menurut peneliti, variasi genetik rendah menunjukkan bahwa walaupun punya morfologi beragam, cumi-cumi raksasa identik.

Gilbert memandang temuan ini “sangat aneh”. Namun, ia menduga bahwa proses migrasi adalah jawaban mengapa spesimen yang ditemukan di Jepang dan Florida, Amerika Serikat, ternyata sama secara genetis.

“Perbedaan secara lokal adalah hal yang wajar dalam dunia hewan. Hewan yang hidup di satu daerah pada akhirnya akan berbeda dengan hewan yang sama yang hidup di daerah lain,” kata Gilbert.

“Kami menduga bahwa hewan ini dalam fase larva melayang secara luas kemudian menyelam menuju kegelapan yang paling dekat dengan mereka, lalu tumbuh menjadi besar pada kedalaman tertentu sehingga menghentikan pembentukan struktur populasi yang mungkin muncul,” Gilbert menjelaskan.

“Alih-alih hewan dewasa dan keturunannya hidup pada lokasi yang sama, anak-anak hewan ini menyebar ke habitat yang benar-benar baru di seluruh dunia setiap waktu,” terangnya.

cumi raksasa jepang 05

Panjang makhluk itu mencapai 5,7 meter, beratnya mencapai 150 kilogram. (FNN-News)

Melihat dari ukuran yang begitu besar dan kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap kondisi lingkungan, peneliti yakin bahwa cumi-cumi raksasa memiliki ukuran populasi yang besar.

Teori lain yang berkembang untuk menjelaskan besarnya jumlah hewan yang sangat identik secara genetis adalah adanya kemungkinan pertumbuhan yang sangat cepat dan ledakan populasi yang terjadi saat ini.

Menurut Gilbert, ekspansi yang terjadi mungkin disebabkan oleh penurunan jumlah pemangsa hewan ini atau peningkatan jumlah mangsa yang menjadi santapan cumi-cumi raksasa.

Peneliti biologi evolusioner lainnya memandang temuan yang diungkap oleh Gilbert dan timnya berhasil menjawab salah satu pertanyaan tentang hewan misterius ini. Namun, masih banyak pertanyaan lain yang belum terjawab.

Dalam penelitiannya, Gilbert berkerja sama dengan peneliti lain dari University of Copenhagen, dan peneliti lainnya dari Australia, Jepang, Perancis, Irlandia, dan Portugal. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Legenda Kraken

sarang-kraken-temuan-mark-mcmenamin

Fosil sarang Kraken temuan ilmuwan, Mark McMenamin (Daily Mail, Mark McMenamin )

Kemunculan cumi raksasa dan makhluk laut aneh lainnya membuktikan satu hal: laut masih menyimpan rahasia dan misteri.

Bukan tak mungkin, ‘monster-monster’ laut sejatinya ada. Salah satunya, Kraken, yang konon mirip cumi-cumi raksasa.

Konon, Kraken sanggup menelan kapal besar atau paus hanya dalam sekali buka mulut.

Sejak dulu cerita makhluk berupa cumi monster sangat besar yang dinamai Kraken ini melegenda dan masih hidup selama ribuan tahun.

Meski terdengar fiksi, Kraken muncul dalam buku sejarah alam Norwegia, ‘Natural History of Norway’ terbitan tahun 1752 yang ditulis oleh Uskup Borgen, Erik Pontoppidan.

Beberapa tahun lalu seorang peneliti mengklaim, ia telah menemukan bukti bahwa mahluk mistis itu benar-benar ada.

Adalah Mark McMenamin, paleoantologis dari Mount Holyoke College, Massachusetts, yang mengaku menemukan sisa-sisa mahluk laut, di mana Kraken diduga kuat berada di balik kematian mereka. (Epoch Times / FNN-News).

Kraken