Thursday, January 27, 2022

Wajah Asli Firaun Tutankhamun Sang Penguasa Mesir Kuno Terungkap


 Setelah 3000 tahun berlalu, akhirnya wajah mumi Tutankhamun terungkap. Kalangan arkeolog mengambil mumi itu dari sarcophagus, dan menyimpannya di sebuah peti dengan pengaturan suhu di makamnya, di Lembah Para Raja Luxor. Peristiwa itu terjadi 85 tahun setelah makam Fir’aun ditemukan oleh petualang Inggris, Howard Carter.

Sampai sekarang, hanya 50 orang yang pernah melihat wajah raja yang meninggal lebih dari 3.000 tahun lalu. Saat para pakar mengangkat Tutankhamun dari peti jenazahnya, mereka menyingkirkan kain putih yang menutupinya, muncullah wajah berwarna hitam dan tubuhnya.

Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari cara melindungi jenazah. Arkeolog menyatakan, jenazah itu terancam karena panas dan kelembapan di dalam makam, karena sejumlah besar turis yang berkunjung setiap tahun.

“Golden boy (Firaun) itu memiliki keajaiban dan misteri, karena itu setiap orang dari seluruh dunia datang ke Mesir untuk melihat apa yang dilakukan untuk melindungi golden boy dan semuanya. Saya yakin, mereka datang untuk menyaksikan golden boy,” ujar Kepala Bidang Peninggalan Mesir, Zahi Hawass, sebelum jenazah Firaun dipindahkan.

Tutankhamun berkuasa di Mesir sejak 1333 sampai 1324 SM, dan diyakini naik tahta di usia sekitar 9 tahun. Meskipun semasa hidupnya tidak memiliki sejarah yang menentukan, kematian Tutankhamun mendapat perhatian dunia karena makamnya dalam kedaan utuh ketika dibuka oleh Carter tahun 1922.

Makamnya berisi harta karun emas dan kayu hitam indah yang dianggap mewah, ketika Carter melihat ke dalam makam itu. Ditanya apa yang dia saksikan, jawabannya, “Ya, sesuatu yang mengagumkan.”

Penyebab kematian 

Karya agung makam itu adalah jenazah Firaun yang dibuat mumi, ditutupi jimat dan perhiasan, serta mengenakan topeng emas. Dalam upaya mengambil harta karun itu, Carter dan timn`ya memotong jenazah ke dalam beberapa bagian, memenggal lengan dan kepalanya, dan menggunakan pisau panas dan kabel untuk menyingkirkan topeng emas yang direkatkan ke wajah Tutankhamun dengan proses pembalseman.

Tahun 2005, kalangan ilmuwan merekontruksi Tutankhamun. Tubuhnya direkonstruksi dan dikembalikan ke sarcophagus aslinya. Kemudian pernah dibawa keluar untuk pengujian sinar X tiga kali dalam beberapa tahun berikutnya. Harta karun itu memikat dunia, dan menarik jutaan orang datang ke Lembah Para Raja.

Pertanyaan mengenai mengapa Tutankhamun meninggal sekitar usia 19 tahun, dan gosip adanya kutukan yang membuat meninggal mereka yang terlibat penggalian makamnya, makin membuat terkenal sang Firaun.

Ketika tubuhnya diperiksa sinar X tahun 1968, terdapat patahan tulang di tengkoraknya, yang mendorong spekulasi bahwa dia dibunuh dengan pukulan. Sejumlah sejarawan berpendapat bahwa dia dibunuh karena berupaya mengembalikan politeisme, setelah menggantikan Akhenaten yang meninggalkan dewa-dewa emas Mesir untuk monoteisme.

Namun pemeriksaan scan jenazahnya tahun 2005 membuat para peneliti menyatakan dia tidak dibunuh, dan mungkin meninggal karena komplikasi tulang kaki yang retak.

Kepala bidang peninggalan Mesir, Zahi Hawass, mengatakan, penelitian menunjukkan raja ini meninggal setelah luka karena infeksi. Meskipun tidak semua tim setuju dengan diagnosa itu, namun semua menolak dugaan pembunuhan.