Friday, September 23, 2022

Fosil 'Naga Terbang' Ditemukan Terawetkan di Dalam Batu di Chili


Para ilmuwan telah mengidentifikasi sisa-sisa fosil kadal bersayap yang digali di Gurun Atacama, Chili sebagai "naga terbang"—yang paling pertama dari jenisnya yang pernah ditemukan di Belahan Bumi Selatan.

Pterosaurus, yang terbang bebas di langit 160 juta tahun yang lalu, memiliki lebar sayap 2 meter; ekor panjang dan runcing; dan gigi yang menonjol ke luar—fitur yang membuat era Jura memiiliki Makhluk dengan julukan "naga terbang" yang menakutkan.

Meskipun genus dan spesies kadal bersayap yang tepat tidak diketahui, para ilmuwan berpikir itu adalah anggota Rhamphorhynchinae, subfamili rhamphorhynchoids, yang merupakan salah satu dari dua jenis utama pterosaurus (bersama pterodactyloids).

Dibandingkan dengan pterodactyloids, seperti genus pteranodon yang termasuk spesies dengan lebar sayap lebih dari 23 kaki (7 meter), Rhamphorhynchinae rata-rata lebih kecil, ekornya lebih panjang dan, bukannya paruh, mereka justru memiliki rahang bergigi penuh, yang kemungkinan besar mereka gunakan untuk menangkap ikan dan mamalia kecil dari laut. Penemuan ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menemukan anggota subfamili Rhamphorhynchinae di bawah khatulistiwa.

"Penemuan ini sangat menarik," ujar Jhonatan Alarcón, seorang ilmuwan Universitas Chili yang memimpin penyelidikan, dilansir dari Live Science. "Kami adalah ahli paleontologi pertama yang mengungkapkan keberadaan subfamili Rhamphorhynchinae di Belahan Bumi Selatan. Sebelum penemuan ini, diperkirakan bahwa pterosaurus ini tidak ada di garis lintang ini," lanjutnya.


Osvaldo Rojas, direktur Museum Sejarah Alam Gurun Atacama, menemukan fosil itu pada 2009, kata Alarcón. Rojas membelah batu gurun yang membuatnya penasaran dan menemukan tulang-tulang reptil purba yang telah lama terawetkan di dalamnya. Sebuah analisis oleh Alarcón mengungkapkan bahwa sisa-sisa fosil kuno di miliki oleh spesies yang tidak diketahui dalam subfamili Rhamphorhynchinae.

Bagaimana sisa-sisa fosil reptil itu berakhir begitu jauh di selatan, di Chili utara, beristirahat di atas pasir tempat terkering di Bumi, membuat banyaknya spekulasi. Untuk saat ini, Alarcón berkata, "Kami tidak dapat mengatakan bahwa pterosaurus ini adalah spesies yang bermigrasi," tetapi penemuan itu menunjukkan bahwa setidaknya satu anggota Rhamphorhynchinae tersebar dari Belahan Bumi Utara ke Belahan Bumi Selatan.


Ketika kadal bersayap kuno masih hidup, sebagian besar daratan Belahan Bumi Selatan adalah bagian dari benua super yang disebut Gondwana, yang terbentuk setelah benua super lebih besar (Pangea) yang terbelah menjadi dua. Alarcón berspekulasi bahwa ‘naga terbang’ Chili bisa melayang ke selatan dari benua super utara Laurasia ke Gondwana. Karena beberapa anggota Rhamphorhynchinae juga telah ditemukan di sepanjang pantai Kuba modern, naga Chili bisa saja mengikuti pantai selatan.

"Mungkin dia sedang terbang mengikuti garis pantai sehingga tidak terlalu jauh dari makanannya," katanya.

Langkah selanjutnya untuk  para peneliti adalah dengan hati-hati mengekstrak bagian akhir dari fosil yang tetap terperangkap di dalam batu.

Kemudian, mereka berencana untuk membuat perbandingan lebih lanjut antara pterosaurus mereka dan yang lainnya dalam subfamili yang sama. Mereka berharap dengan melakukan itu, mereka dapat mengetahui apakah pterosaurus adalah spesies yang sama sekali baru. Temuan ini dipublikasikan 6 September di jurnal Acta Palaeontologica Polonica.