Monday, September 12, 2022

Tengkorak 'Broken Hill' Mengevaluasi Proses Evolusi Manusia Modern


 Para peneliti baru-baru ini ‘bermain’ dengan "Tengkorak Broken Hill", sebuah tengkorak hominid yang punah yang ditemukan pada 1920-an di Zambia. Hasilnya menunjukkan bahwa tengkorak ini berusia sekitar 200 ribu tahun lebih tua daripada yang diduga sebelumnya.

Penanggalan yang direvisi menunjukkan bahwa spesies yang punah ini mungkin telah berbagi tempat tinggal di benua Afrika dengan hominin lain, termasuk
Homo sapiens , manusia.

Tengkorak Broken Hill telah ditemukan selama penambangan bijih logam pada 1921 di Broken Hill, Kabwe, Zambia. Awalnya ditetapkan sebagai spesies baru, yakni
Homo rhodesiensis, meskipun sebagian besar ilmuwan berpendapat bahwa spesies tersebut termasuk spesies Homo heidelbergensis , spesies yang hidup di masa Pleistosen Tengah dari Eropa dan Afrika.

Ini bukan satu-satunya kontroversi yang muncul dari tengkorak tersebut. Sebagian besar situs terganggu oleh proses penggalian, menghancurkan banyak bukti atau fosil yang dapat membantu peneliti menentukan tanggal spesimen.

Perkiraan awal tanggal tengkorak tersebut sekitar 500 ribu tahun yang lalu. Namun penelitian baru lewat jurnal yang diterbitkan dalam Nature
 
menyimpulkan bahwa tengkorak itu berusia sekitar 299 ribu tahun.

Tengkorak itu merupakan salah satu fosil dari H. heidelbergensis yang paling terpelihara yang pernah ditemukan, yang saat ini dapat dilihat di Museum Natural History di London. Tim meninjau kembali umurnya dengan menggunakan metode penanggalan radiometrik pada tengkorak dan sedimen dari lokasi penggalian, memperkirakan usianya antara 274 ribu dan 324 ribu tahun.

Ini memiliki beberapa implikasi besar, paling tidak karena H. heidelbergensis dianggap telah menjadi karakter kunci dalam kisah evolusi manusia. Hubungan leluhur antara H. heidelbergensis
dengan manusia modern tidak pasti, dan penanggalan baru ini membuat segalanya semakin kompleks karena menunjukkan bahwa Afrika adalah rumah bagi garis keturunan manusia yang beragam, yang ada sekitar 300 ribu tahun yang lalu.

Lewat pernyataan dari situs resmi Natural History Museum , Chris Stringer, pemimpin penelitian menyebutkan bahwa tengkorak ini secara mengejutkan masih muda, karena sebuah fosil pada sekitar 300 ribu tahun diperkirakan akan menunjukkan fitur-fitur yang berkaitan antara H. heidelbergensis dengan H. sapiens atau manusia, tetapi ini tidak menunjukkan fitur signifikan dari spesies manusia.

“Sebelumnya, tengkorak Broken Hill ini dipandang sebagai bagian dari urutan evolusi bertahap dan luas di Afrika dari manusia purba ke manusia modern. Tetapi sekarang tampaknya seolah-olah spesies primitif
Homo naledi bertahan di Afrika selatan, H. heidelbergensis berada di Afrika selatan-tengah, dan bentuk awal spesies kita ada di daerah seperti Maroko dan Ethiopia,” tambah Chris.