Wednesday, September 7, 2022

Asteroid Pemusnah Dinosaurus Picu Tsunami Besar di Seluruh Laut Dunia

 Ketika asteroid menghantam Bumi dan memusnahkan dinosaurus pada 65 juta tahun lalu, itu tidak jatuh dengan 'lembut' ke permukaan planet kita. Sebaliknya, ia menimbulkan tsunami setinggi hampir satu mil dan menciptakan kekacauan di seluruh lautan dunia.

Batuan luar angkasa dengan panjang sekitar 14 kilometer tersebut–dikenal dengan nama asteroid Chicxulub–menyebabkan kehancuran besar. Tak heran jika bencana itu membuat dinosaurus punah, dan mengakhiri masa Cretaceous-Paleogene.

"Asteroid Chicxulub menghasilkan gelombang tsunami global, yang belum pernah dilihat di zaman modern," kata Molly Range, pemimpin penelitian dari Department of Earth and Enviromental Science, University of Michigan.

Range dan koleganya memaparkan hasil penelitiannya ini pada pertemuan tahunan American Geophysical Union.

Tsunami besar

Para peneliti sebenarnya telah mengetahui bahwa asteroid menghantam perairan dangkal di Teluk Meksiko. Namun, ternyata, dampaknya juga meluas ke samudra dunia.

Untuk menggambarkan dampaknya dengan benar, Range merasa perlu pemodelan yang dapat menghitung deformasi kerak Bumi pembentuk kawah, serta gelombang dari ledakan awal air hingga ia jatuh kembali ke air.

Bersama timnya, ia pun mendatangI Brandon Johnson, asisten profesor yang mempelajari dampak kawah dari Brown University. Sebelumnya, Johnson membuat model terperinci dari apa yang terjadi sepuluh menit setelah tabrakan asteroid.

"Pada titik tersebut, air bergerak kembali ke kawah. Air ini kemudian mengalir ke dalam kawah sebelum keluar dan membentuk 'gelombang kehancuran'," paparnya.

Di model penelitian yang kedua, tim Range mempelajari bagaimana tsunami terjadi di seluruh laut dunia. Mereka melakukannya dengan mengambil hasil dari model pertama (terutama bentuk kawah), gelombang, serta ketinggian permukaan laut dan kecepatan air. Range kemudian menggunakan kumpulan data di medan samudra kuno untuk menentukan bagaimana tsunami terjadi.

Hasilnya menunjukkan bahwa efek tsunami dirasakan di semua wilayah Bumi.

"Kami menemukan fakta bahwa tsunami bergerak di seluruh laut dunia," ujar Range.

Di Teluk Meksiko, air bergerak dengan kecepatan 89 mph (143 km/h). Dalam waktu 24 jam, efek tsunami akibat hantaman asteroid menyebar ke luar Teluk Meksiko hingga ke Atlantik­­–mengguncang laut dunia.

Di Pasifik Selatan dan Atlantik Utara, gelombang mencapai ketinggian maksimalnya yaitu 14 meter. Di Pasifik Utara, gelombang sekitar 4 meter. Sementara itu, yang paling tinggi terjadi di Teluk Meksiko dengan tsunami 100 meter dan 20 meter di beberapa wilayah.

Sangat sulit membayangkan bencana besar seperti itu. Peneliti pun mencoba membandingkannya dengan tsunami di Samudra Hindia yang cukup parah yang menewaskan 225 ribu jiwa pada 2004 lalu.

Namun, menurut peneliti, kedua tsunami ini sangat berbeda. "Dalam tujuh jam pertama, dampak dari asteroid Chicxulub 2.500-29.000 lebih dahsyat dibanding tsunami di Samudra Hindia," kata Range.

Tidak hanya membunuh dinosaurus dan menyebabkan tsunami besar, asteroid tersebut juga memicu gelombang kejut dan mengirim batuan dan debu panas ke atmosfer Bumi. Serpihan yang jatuh ke planet kita menyebabkan kebakaran hutan dan memanggang hewan hidup-hidup. Partikel tersebut pun menempel di atmosfer dan menghalangi sinar matahari selama bertahun-tahun.