Friday, September 16, 2022

Megahnya Domus Aurea, Istana Emas Simbol Kejatuhan Kaisar Romawi Nero


Domus Aurea atau Istana Emas di Roma adalah kompleks istana mewah yang dibangun atas Prakarsa Kaisar Romawi Nero. Selain mewah, istana ini menjadi tempat pesta-pesta liar yang diadakan oleh kaisar yang terkenal bejat ini. Karena reputasi pemiliknya yang buruk, Domus Aurea jadi simbol kejatuhan Kaisar Nero.

Dibangun setelah kebakaran besar Roma

Domus Aurea dibangun setelah kebakaran dahsyat tahun 64 Masehi yang menghancurkan sebagian besar wilayah perbukitan Aventine dan Palatine. Kaisar yang menjabat saat itu, Nero, memutuskan untuk mengambil kesempatan membangun sebuah istana baru yang megah.

Istana ini dilengkapi dengan marmer dan dekorasi terbaik seperti ukisan dinding dan pilar berlapis emas. Selain mewah, bangunan ini juga merupakan keajaiban teknis dengan kubah menjulang, langit-langit berputar, dan air mancur hias. “Para tamu Nero juga bisa menikmati air terjun yang mengalir di dinding,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia.

Agar bisa mendapatkan lahan luar untuk Domus Aurea, Nero menyita sebagian besar tanah milik bangsawan. Ia bahkan mengambil lahan di lereng bukit Oppian yang terletak di bagian belakang istana. Tindakan semena-mena ini tentu membuat para bangsawan geram. Ditambah lagi, pamornya menurun seiring dengan tuduhan atas responsnya yang lambat dalam mengatasi kebakaran Roma.

Kemegahan Domus Aurea

Untuk pembangunan istana, Nero menggunakan jasa arsitek Severus dan insinyur Celer. Keduanya dikenal sebagai ahli arsitektur agung.

Sedangkan untuk dekorasi interior dan lukisan dinding, Famulus yang bertanggung jawab. Kelak, karya Famulus menjadi inspirasi seniman Renaisans.

Ketika proyek megah itu selesai, Nero menyatakan dengan puas: “Sekarang saya bisa mulai hidup seperti manusia.”

Istana Emas dikelilingi oleh taman seluas 125 hektar dan danau untuk memperindah kawasan itu. Di gerbang utama, terdapat patung perunggu emas Nero setinggi 30 meter yang berpose sebagai dewa matahari.


Bagian kompleks yang paling terpelihara adalah sayap barat yang mewah. Terdapat dua lantai yang memiliki setidaknya 140 kamar dengan langit-langit setinggi 11 meter. Pintu masuk utama berada di sepanjang via Sacra yang dapat dimasuki dari Forum.

Area luas di lantai dasar digunakan untuk ruang perjamuan yang ditata dalam labirin yang membingungkan. Semuanya didekorasi dengan lukisan dinding yang mewah.

Sayap barat, misalnya, memiliki satu halaman persegi panjang yang dikelilingi tidak kurang dari 50 ruang perjamuan. Ada halaman pentagonal besar yang didekorasi dengan cerah dengan mosaik kaca yang bercabang menjadi 15 kamar terpisah. Salah satunya adalah “Golden Vault” dengan langit-langit berlapis emas. Di Golden Vault juga terdapat panel marmer dan gambar besar dari mitologi Yunani tentang Zeus menculik Ganymede.

Ada ruangan segi delapan besar dengan kubah beton, mungkin awalnya tertutup mosaik kaca. Penggunaan beton untuk kubah di gedung adalah inovasi yang akan menjadi ciri umum arsitektur Romawi kemudian.

Senator Romawi Suetonius menggambarkan kemegahan kubah dan ruangan di Domus Aurea. “Terdapat ruang perjamuan melingkar, yang berputar tanpa henti, siang dan malam, seperti langit”. Ia juga menggambarkan dinding bertatahkan permata, dekorasi gading dan Mutiara. “Langit-langit menghujani para tamu dengan bunga dan wewangian,” tulisnya.  

Aula segi delapan mengarah ke kamar-kamar di lima sisi, yang masing-masing memiliki air terjun yang mengalir di dinding. Aula besar lainnya memiliki langit-langit berkubah setinggi 13 meter yang dibuat agar terlihat seperti gua.

Efek bawah tanah ditingkatkan dengan penambahan air mancur yang mengalir di dinding. Semua fitur luar biasa ini dilengkapi dengan deretan kursi berjemur, ruang duduk, koridor, dan ruang layanan di sayap Timur. Kedua sayap disatukan oleh barisan tiang besar.

Sayangnya, lantai atas jauh lebih sulit untuk direkonstruksi karena kurangnya bukti yang bertahan

Nasib Domus Aurea setelah Kejatuhan Kaisar Nero

Setelah kematian Nero, Istana Emas itu ditinggalkan dan sebagian besar marmernya yang berharga dilucuti untuk digunakan kembali di tempat lain. Penerus Nero ingin menjauhkan diri dari kaisar yang tidak populer ini, sehingga tidak ada yang tertarik dengan Domus Aurea.

Seiring berjalan waktu, sebagian besar struktur menghilang di bawah fondasi bangunan. Taman diratakan dan danau dikeringkan, kemudian Colosseum dibangun di atasnya.

Pada Abad Pertengahan, situs ini ditumbuhi rumput dan digunakan untuk menanam sayuran dan tanaman merambat. Kondisi ini sangat kontras dengan kemegahan Istana Emas milik Kaisar Nero, di mana pesta-pesta liar dan tak bermoral berlangsung.

Reputasi Nero yang buruk membuat Domus Aurea, Istana Emas yang megah, jadi simbol kejatuhannya kelak.