Monday, September 19, 2022

Geoglif Paus Pembunuh Berusia 2.000 Tahun Ditemukan di Gurun Peru


Geoglif besar paus pembunuh atau orca telah ditemukan kembali dan dipugar oleh arkeolog. Geoglif adalah motif raksasa yang di bentuk di atas batuan besar. Motifnya bisa berupa apa pun, termasuk motif binatang.
Geoglif tersebut letaknya tersembunyi di lereng bukit gurun terpencil, di wilayah Palpa, Peru selatan. Para peneliti mengingat bahwa lebih dari lima dekade yang lalu, sebuah geoglif tertentu dinyatakan hilang.

Setelah para ilmuwan bertahun-tahun mempelajari, melakukan restorasi dan memeriksa, mereka telah sampai pada kesimpulan bahwa geoglif raksasa tersebut adalah seekor orca. Para peneliti dari Institut Arkeologi Jerman, Commission for the Archaeology of Non-European Cultures (KAAK) telah berkolaborasi dengan mitra lain melakukan sebuah proyek.

Proyek tersebut menunjukkan bahwa, dalam mitologi Peru kuno, sosok orca sepanjang 230 kaki (70 meter) dianggap sebagai makhluk semi-mitos yang dominan. Sosok orca tersebut berusia lebih dari dua milenium. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu geoglif tertua di Palpa.

"Mungkin itu adalah geoglif tertua di era Nazca," kata arkeolog dari KAAK, sekaligus kepala proyek Nasca Palpa, Markus Reindel kepada surat kabar Jerman, Welt.

Johny Isla, seorang arkeolog dan direktur Kementerian Kebudayaan Peru di provinsi Ica, mencakup lembah Palpa dan Nazca. Dia mengatakan kepada Live Science bahwa, selama melakukan penelitian geoglif di Institut Arkeologi Jerman di Bonn, pertama kali dia melihat gambar pola orca pada tahun 2013.

"Foto tersebut muncul dalam katalog arkeologi geoglif, yang dicetak pada 1970-an. Foto tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan di Palpa dan Nazca oleh arkeolog Jerman pada 1960-an," kata Isla kepada Live Science.

"Tetapi lokasi dan ukuran geoglif orca tidak dijelaskan dengan baik dalam katalog. Akibatnya, keberadaan geoglif di perbukitan gurun Palpa Valley tidak diketahui oleh orang-orang lokal atau para ilmuwan," tambahnya.


Segera setelah dia kembali ke Peru, Isla lansung mencoba melihat geoglif orca di Google Earth, kemudian berjalan kaki mencarinya.

"Tidak mudah menemukannya, karena data lokasi dan deskripsinya tidak benar, sampai-sampai saya hampir kehilangan harapan. Namun, saya memperluas area pencarian sampai akhirnya saya menemukannya beberapa bulan kemudian pada Januari 2015," kata Isla.

Selanjutnya, Isla mengorganisir tim yang terdiri dari enam ahli dari Kementerian Kebudayaan Peru. Pada saat itu geoglif orca tampak mulai hilang karena erosi dan termakan usia. Isla bersama dengan tim, membersihkannya dan melakukan pemugaran pada tahun 2017.


Geoglif orca cukup mirip dengan geoglif Nazca yang berasal dari 100 SM hingga 800 M. Analisis tanah yang dilakukan menunjukkan bahwa orca geoglif berasal dari sekitar 200 SM. Hal itu menjadikan geoglif orca sebagai salah satu geoglif tertua di wilayah tersebut.

Banyak geoglif dibuat oleh orang-orang Paracas, Peru. Mereka diperkirakan telah berkembang sebagai kelompok kohesif sekitar 1200 SM, atau bahkan lebih awal. Setelah 800 SM, mereka menduduki lembah Nazca dan Palpa, lalu berkembang di sana.


Menurut Isla, masyarakat mereka menganut teokrasi, sistem negara berdasarkan kepercayaan. “Orang-orang yang tinggal di tepi lembah, menggunakan lereng dan dataran tinggi gurun untuk membuat geoglif," terang Isla.

Mereka menjadi terkenal di seluruh dunia karena garis Nazca yang aneh tetapi mengesankan, yang ditemukan kembali hampir seabad yang lalu di gurun Peru selatan. Meskipun tujuan mereka masih menjadi misteri, setiap tahun selalu banyak pelancong yang penasaran dan mengunjungi Peru untuk melihatnya.